Sebagai seorang anak dari seorang ibu pastilah kita tahu atau setidaknya pernah mendengar tentang betapa banyak pengorbanan yang dilakukan oleh seorang wanita yang sedang mengandung. Dan tidak hanya sampai pada proses kelahiran saja pengorbanan yang diberikannya, tetapi juga dalam proses membesarkan anaknya. Bahkan pengorbanan yang dilakukannya tidaklah cukup sampai anaknya dewasa dan mandiri saja, tetapi sampai dengan akhir hayatnya.
Semua manusia kecuali Adam dan Hawa, pastilah terlahir dari seorang wanita. Sebelum seorang anak manusia terlahir di dunia ini, seorang wanita calon ibunya sudah harus banyak berkorban untuk kelangsungan hidup janin di dalam kandungannya. Pada rentang masa kurang lebih 9 bulan mengandung bayinya, banyak sekali perubahan yang terjadi pada fisik atau pun psikis seorang wanita. Dan hampir semua perubahan yang terjadi boleh dikatakan tidaklah menyenangkan bagi seorang wanita.
Pada saat saya sudah cukup dewasa, saya tahu tentang betapa pengorbanan yang dilakukan oleh seorang dari mendengar cerita dan membaca. Ternyata saat itu saya hanya sebatas tahu tetapi belumlah mengerti dan belum dapat ikut mersasakan pengorbanan seorang wanita atau ibu untuk anaknya. Setelah menikah dan mempunyai anak, barulah saya benar-benar dapat mengerti dan ikut merasakan pengorbanan tersebut dari apa yang dirasakan oleh isteri saya.
Pada masa awal kehamilannya terjadi perubahan hormon dalam tubuhnya yang kerap kali menyebabkan badan terasa tidak enak. Sebagai contoh misalnya merasa pusing dan mual dan bahkan ada yang sampai harus dirawat karena efek perubahan hormon ini. Setelahnya, seorang wanita harus rela kehilangan kerampingan tubuh yang dibanggakan dan selalu dijaganya. Hal ini dikarenakan seorang calon ibu harus banyak menyantap makanan yang bergizi untuk menjaga kelangsungan perkembangan anak yang ada di dalam perutnya. Dengan banyaknya asupan makanan tersebut otomatis tubuhnya akan menjadi gemuk dan hilanglah kerampingan/kelangsingan tubuhnya. Saya rasa hal-hal tersebut sangatlah berat dan merupakan sebuah pengorbanan yang cukup besar.
Setelah beberapa bulan kemudian seiring dengan pertumbuhan bayi dalam perutnya maka beban yang harus ditopang oleh tubuhnya akan meningkat. Terkadang bertambahnya beban ini mengakibatkan kaki seorang wanita menjadi bengkak dan varises. Semuanya itu dapat dia terima dengan kegembiraan karena yang menjadi fokus dari dirinya adalah buah hati yang dikandungnya dan bukan lagi keadaan dirinya sendiri. Dan masih banyak hal lagi yang harus dialami seorang wanita sampai dengan kelahiran bayinya.
Kemudian kegembiraan dan kebahagiaan datang pada saat kelahiran berjalan dengan lancar baik itu harus dengan operasi caesar atau melalui kelahiran normal. Sebuah tanggung jawab yang baru datang seiring dengan kelahiran seorang anak. Dimana untuk masa awal kehidupannya, seorang bayi sangatlah tergantung dari ibunya. Ketergantungan seorang anak akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia dan kedewasaan seorang anak. Hal ini memang menggembirakan dan membahagiakan bagi seorang ibu tetapi juga sangat melelahkan dalam menjalaninya.
Berhubung anak-anak kami saat ini masih kecil, sehingga baru sedikit yang dapat saya bagikan tentang pengorbanan seorang wanita yang menyandang predikat IBU. Saya yakin bahwa banyak dari rekan pembaca yang jauh lebih tahu dan mengerti tentang pengorbanan seorang ibu dibandingkan dengan apa yang saya tuliskan ini, terutama rekan-rekan yang memang menyandang gelar IBU. Tulisan ini adalah sebuah ungkapan rasa syukur dan terima kasih saya kepada ibu yang melahirkan saya dan juga untuk ibu yang telah melahirkan anak-anak saya serta untuk semua wanita yang sudah dan akan menjadi seorang ibu.
Sebuah puisi untuk mengenang pengorbanan seorang ibu yang saya tulis beberapa bulan yang lalu pada saat anak saya yang kedua berulang tahun.
Semua manusia kecuali Adam dan Hawa, pastilah terlahir dari seorang wanita. Sebelum seorang anak manusia terlahir di dunia ini, seorang wanita calon ibunya sudah harus banyak berkorban untuk kelangsungan hidup janin di dalam kandungannya. Pada rentang masa kurang lebih 9 bulan mengandung bayinya, banyak sekali perubahan yang terjadi pada fisik atau pun psikis seorang wanita. Dan hampir semua perubahan yang terjadi boleh dikatakan tidaklah menyenangkan bagi seorang wanita.
Pada saat saya sudah cukup dewasa, saya tahu tentang betapa pengorbanan yang dilakukan oleh seorang dari mendengar cerita dan membaca. Ternyata saat itu saya hanya sebatas tahu tetapi belumlah mengerti dan belum dapat ikut mersasakan pengorbanan seorang wanita atau ibu untuk anaknya. Setelah menikah dan mempunyai anak, barulah saya benar-benar dapat mengerti dan ikut merasakan pengorbanan tersebut dari apa yang dirasakan oleh isteri saya.
Pada masa awal kehamilannya terjadi perubahan hormon dalam tubuhnya yang kerap kali menyebabkan badan terasa tidak enak. Sebagai contoh misalnya merasa pusing dan mual dan bahkan ada yang sampai harus dirawat karena efek perubahan hormon ini. Setelahnya, seorang wanita harus rela kehilangan kerampingan tubuh yang dibanggakan dan selalu dijaganya. Hal ini dikarenakan seorang calon ibu harus banyak menyantap makanan yang bergizi untuk menjaga kelangsungan perkembangan anak yang ada di dalam perutnya. Dengan banyaknya asupan makanan tersebut otomatis tubuhnya akan menjadi gemuk dan hilanglah kerampingan/kelangsingan tubuhnya. Saya rasa hal-hal tersebut sangatlah berat dan merupakan sebuah pengorbanan yang cukup besar.
Setelah beberapa bulan kemudian seiring dengan pertumbuhan bayi dalam perutnya maka beban yang harus ditopang oleh tubuhnya akan meningkat. Terkadang bertambahnya beban ini mengakibatkan kaki seorang wanita menjadi bengkak dan varises. Semuanya itu dapat dia terima dengan kegembiraan karena yang menjadi fokus dari dirinya adalah buah hati yang dikandungnya dan bukan lagi keadaan dirinya sendiri. Dan masih banyak hal lagi yang harus dialami seorang wanita sampai dengan kelahiran bayinya.
Kemudian kegembiraan dan kebahagiaan datang pada saat kelahiran berjalan dengan lancar baik itu harus dengan operasi caesar atau melalui kelahiran normal. Sebuah tanggung jawab yang baru datang seiring dengan kelahiran seorang anak. Dimana untuk masa awal kehidupannya, seorang bayi sangatlah tergantung dari ibunya. Ketergantungan seorang anak akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia dan kedewasaan seorang anak. Hal ini memang menggembirakan dan membahagiakan bagi seorang ibu tetapi juga sangat melelahkan dalam menjalaninya.
Berhubung anak-anak kami saat ini masih kecil, sehingga baru sedikit yang dapat saya bagikan tentang pengorbanan seorang wanita yang menyandang predikat IBU. Saya yakin bahwa banyak dari rekan pembaca yang jauh lebih tahu dan mengerti tentang pengorbanan seorang ibu dibandingkan dengan apa yang saya tuliskan ini, terutama rekan-rekan yang memang menyandang gelar IBU. Tulisan ini adalah sebuah ungkapan rasa syukur dan terima kasih saya kepada ibu yang melahirkan saya dan juga untuk ibu yang telah melahirkan anak-anak saya serta untuk semua wanita yang sudah dan akan menjadi seorang ibu.
Sebuah puisi untuk mengenang pengorbanan seorang ibu yang saya tulis beberapa bulan yang lalu pada saat anak saya yang kedua berulang tahun.
Ketika sang waktu kembali mengingatkan diriku
Di saat cerita hidupku ini baru dimulai
Manakala kerasnya suara tangisku terdengar
Dan engkau pun terkulai lelah tanpa daya
Hangatnya dekapan sayangmu masih dapat kurasakan
Dengan pelukan berbalut kasih seluas langit yang tiada bertepi
Dengan tulusnya rasa cinta yang sehangat surya pagi
Dengan berhiaskan senyuman yang penuh rasa kedamaian
Terbayang begitu besar pengorbanan yang telah engkau berikan
Betapa mahalnya harga yang harus engkau bayarkan
Telah engkau relakan keindahan tubuhmu sirna
Dengan segala rasa sakit yang harus kau rasakan
Menumpahkan darah menyabung nyawa dan menanggung perihnya sayatan luka
Dan semua itu hanya demi untukku yang kau puja
Tiada satu kata yang sanggup untuk melukiskan semuanya
Dan tak ada satu pun yang mampu untuk menggantikannya
Meskipun dengan seluruh hidupku dan itu pun tiada akan mampu
Untuk mebalaskan kasih setiamu yang telah kau berikan untukku
Maafkanlah diri ini telah banyak menyusahkan hati dan perasaanmu
Hanya dengan terima kasih dan rasa hormatku
Dan dengan segala rasa syukur dan doaku
Teruntuk dirimu seorang wanita yang kupanggil Ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar