Kamis, 16 Juni 2016

Rasa percaya hanya dapat diberikan dan tidak dapat diminta


"Kita dapat memberikan rasa percaya kepada orang lain, tetapi kita tidak dapat meminta orang lain untuk percaya kepada kita"


Pada interaksi sehari-hari dengan orang-orang tertentu kita sering kali merasa sangat percaya kepada mereka terutama orang-orang yang dekat dengan kita misalnya saja : orang tua, istri/suami, anak, saudara dan teman. Kita percaya kepada mereka bukan karena mereka meminta agar kita percaya, tetapi karena kita mengenal mereka dengan baik sehingga kita memberikan rasa percaya kita kepada orang lain tersebut. 

Percaya yang dimaksud di dalam hal ini adalah: menganggap atau meyakini bahwa seseorang itu jujur dan tidak akan berbuat jahat terhadap kita serta menganggap orang lain tersebut akan dapat memenuhi keinginan atau harapan kita. Dapat juga diartikan mengakui dan yakin terhadap sesuatu bahwa hal tersebut nyata dan benar (biasanya yang berhubungan dengan hal-hal spiritual ataupun agama).

Di dalam tulisan ini cenderung membahas tentang "percaya" terhadap orang lain dalam kaitan kehidupan sehari-hari, dimana kita sebagai makhluk sosial akan selalu berhubungan dengan orang lain. Contoh dalam kehidupan ini misalnya: hubungan antara anak dengan orang tuanya, seorang anak secara otomatis akan memberikan rasa percayanya kepada ayah dan ibunya yang secara naluri dikenalnya sejak bayi dan selalu merawat serta menjaga dari waktu ke waktu, dan orang tuanya pun tidak pernah meminta agar anaknya percaya kepada mereka.

Akan tetapi pada saat seorang anak kecil bertemu dengan orang asing yang belum pernah dikenal sebelumnya maka secara otomatis ia akan menjauh karena ia belum percaya dengan orang tersebut. Walaupun orang tersebut mencoba merayu dan meminta agar si anak kecil mau mendekat kepadanya, biasanya tetap tidak berhasil karena si anak belum memberikan rasa percaya terhadap orang tersebut.

Satu contoh lagi, mungkin kita masih ingat pada saat kita memulai menjalin hubungan dengan orang yang saat ini telah menjadi istri atau suami ataupun pacar. Pada saat baru kenal kita belum memberikan rasa percaya sama sekali, baru setelah kenal lebih jauh dan seiring dengan waktu berjalan sedikit demi sedikit kita memberikan rasa percaya kita secara alami tanpa diminta kepada teman kita tersebut. Seandainya pada saat masih dalam tahap awal perkenalan kita diminta untuk percaya pada teman tersebut, apakah kita akan percaya? Tentu saja tidak, karena rasa percaya itu hanya dapat diberikan dan tidak akan pernah dapat diminta ataupun dipaksakan.

Rasa percaya akan diberikan seseorang kepada orang yang lain setelah terbentuk suatu persepsi yang baik dan anggapan bahwa orang lain tersebut layak untuk dapat memenuhi harapan yang ada.

Sahabat, sebuah rasa percaya tidaklah mudah kita dapatkan maka jagalah rasa percaya orang-orang yang saat ini telah memberikannya kepada kita. Sekali kita kehilangan rasa percaya yang sudah diberikan maka kita tidak dapat memintanya kembali. Sekalipun kita bisa mendapatkan kembali rasa percaya tersebut, maka tingkat rasa percaya tersebut tidak akan sama seperti sedia kala.

Ditonton juga ya guys



Tidak ada komentar:

Posting Komentar